STUDI TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG KONTRASEPSI
PIL DI PUSKESMAS
MULYOREJO MALANG
Ludwiq Allan
Mamolla
Akademi Keperawatan Panti Waluya, Jl Yulius Usman 62
Malang
Abstrak: Studi Tentang Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Pil Di Puskesmas Mulyorejo Malang. Kontrasepsi pil merupakan salah satu metode keluarga
berencana yang populer, ada beberapa
kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu dan faktor pendukung Desain penelitian
deskriptif. Variabel penelitian
adalah pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil. Populasi semua ibu yang menggunakan kontrasepsi pil di Puskesmas
Mulyorejo Malang tanggal
09-23 April 2013 sejumlah 50 orang. Didapatkan sampel
21
responden dengan teknik Accidental Sampling. Instrumen penelitian kuesioner. Data diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel dan narasi. Didapatkan sebanyak 3 responden (14%) berpengetahuan baik, 11 responden (52%) berpengetahuan cukup dan 7 responden
(33%) berpengetahuan kurang. Oleh karena
itu sebagai perawat harus meningkatkan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dan konseling tentang kontrasepsi
pil.
Kata kunci: Pengetahuan, Ibu, Kontrasepsi Pil.
Abstract:
Study About The Description Mothers'
Knowledge Of Contraceptive Pills In Puskesmas Mulyorejo Malang. Contraceptive pill is one of the popular methods of
family planning and family planning became a national movement as well as
demand from year to year increase. The purpose of research describing mothers'
knowledge of contraceptive pills. Descriptive research design. Variables of
knowledge mother
of contraceptive pills. Population of all women who
use birth control pills at the health center some 50 people Mulyorejo Malang. Obtained samples of 21
respondents who fit the inclusion criteria with purposive sampling technique.
Questionnaire research instruments. The data is processed and presented in
tabular form and narrative. Gained as much as 3 respondents (14%) good
knowledge, 11 respondents (52%) knowledgeable enough and 7 respondents (33%)
are less knowledgeable. Suggested for nurses improve the delivery of
information through education and counseling about contraception pill.
Keyword: Knowledge, Mother, Contraception Pills.
LATAR
BELAKANG
Untuk mengatasi
permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga
Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN). Gerakan Keluarga Berencana Nasional
bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (BKKBN, 2004). Didalam BKKBN telah diprogramkan
berbagai macam jenis kontrasepsi, salah satunya adalah kontrasepsi pil.
Metode kontrasepsi pil merupakan salah
satu metode keluarga berencana yang popular dan menjadi gerakan keluarga
berencana nasional serta peminatnya dari tahun ke tahun semakin bertambah. (Hartanto, 2004).
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar terjadinya efek samping
gangguan siklus haid adalah pada suntik (79,7%), peningkatan tekanan darah pada
pil (12,5%), peningkatan berat badan pada suntik (16,6%) dan produksi ASI
berkurang pada jenis pil kombinasi(25,0%) (Afni, 2005).
Metode kontrasepsi hormon berada pada posisi
ketiga di seluruh dunia, yang
menggunakan pil sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi implant dan suntik hanya
15% (Glasier, 2005). Di
negara maju metode kontrasepsi yang paling populer adalah kontrasepsi pil (16%). Sebaliknya dinegara-negara
sedang berkembang sterilisasi wanita (20%), AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%)
dan vasektomi (5%) (Glasier, 2005).
Fenomena yang
peneliti temukan pada saat peneliti mengantar teman ke Puskesmas Mulyorejo
Malang pada tanggal 2 Juni 2012, peneliti menjumpai 3 orang ibu sedang
membicarakan tentang pil KB dan keluhan yang dirasakan setelah minum pil KB yang tidak teratur.
Fenomena
tersebut melatar belakangi peneliti untuk melakukan studi pendahuluan selama 2 hari pada tanggal 3 – 4 juli
2012 di Puskesmas Mulyorejo Kota
Malang. Peneliti melakukan wawancara kepada 5 orang ibu yang menggunakan
kontrasepsi pil KB tentang keteraturan pengkonsumsian pil KB. 3 orang ibu
menjawab tidak minum pil KB secara teratur, 2 orang ibu menjawab minum pil KB
secara teratur setiap hari, kemudian peneliti bertanya tentang alasan 5 orang
ibu tersebut mengapa minum pil KB secara teratur dan tidak teratur, 3 orang ibu yang tidak teratur minum pil KB
beralasan karena suaminya bekerja diluar kota dan ibu tersebut mengkonsumsinya
hanya pada saat suaminya pulang saja, 2 orang ibu yang minum pil KB secara
teratur beralasan takut hamil lagi.
Ada
beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang
positif tentang KB di perlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila
pengetahuan kurang maka kapatuhan menjalani program KB berkurang (Notoadmojo,
2007).
Untuk itu
sebagai seorang Perawat atau Tenaga Kesehatan, harus memberikan
pengetahuan kepada ibu-ibu yang menggunakan alat kontrasepsi pil
(BKKBN, 2004), dengan cara memberikan pengertian tentang kontrasepsi pil, jenis
kontrasepsi pil, dampak penggunaan kontrasepsi pil dan cara penggunaan
kontrasepsi pil.
Dari latar belakang di atas, penulis
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi Pil di Puskesmas Mulyorejo Malang.
Secara umum, tujuan dari peneliti
adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil di
Puskesmas mulyorejo Malang.
Manfaat
akademis dari penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan data untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan
kepada mahasiswa tentang penggunaan kontrasepsi pil
dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan penyuluhan tentang
kontrasepsi pil khususnya kepada ibu rumah
tangga.
Sedangkan
manfaat praktis, penelitian ini
dapat memberikan data kepada lahan penelitian mengenai gambaran
pengetahuan kepada ibu yang memiliki keluhan karena minum kontrasepsi pil yang tidak teratur,
sehingga data ini dapat memberi masukan dalam memberikan penyuluhan kepada ibu
yang memiliki keluhan karena minum
kontrasepsi pil yang tidak teratur. Hasil penelitian ini digunakan sebagai data dasar
untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penggunaan
kontrasepsi pil. Peneliti dapat memperdalam pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam
bentuk riset keperawatan di lahan penelitian sehingga memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
METODE
PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah desain penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui Gambaran
Pengetahuan Ibu
tentang Kontrasepsi
Pil di Puskesmas Mulyorejo Malang.
Untuk tempat
dan waktu penelitian ini hanya dilakukan di Puskesmas Mulyorejo Malang dan
dilakukan pada tanggal 09 April- 23
April 2013.
Skala variabel
dalam penelitian ini adalah ordinal,
yaitu tingkat pengetahuan
ibu tentang kontrasepsi pil yang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu pengetahuan
baik (76-100%), pengetahuan cukup (56-75%), dan pengetahuan kurang (<56%).
Yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah semua ibu yang menggunakan kontrasepsi
pil di Puskesmas Mulyorejo Malang sejumlah 50 responden.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Accidental
Sampling. Pengambilan sampel dilakukan terhadap ibu yang menggunakan kontrasepsi
pil dan bersedia menjadi responden
di Puskesmas Mulyorejo Malang.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang menggunakan
kontrasepsi pil dan bersedia menjadi responden di Puskesmas Mulyorejo Malang sejumlah 21 responden.
Dianalisa
sebagai berikut hasil dari jawaban responden dan dibandingkan dengan jumlah
jawaban yang diharapkan kemudian dikalikan dengan 100% dengan rumus :
Keterangan :
N :
Presentasi/hasil
SP : Nilai yang
didapat dari responden
SM : Skor
tinggi maksimal
Menurut Wawan
(2010) setelah data
terkumpul kemudian di interprestasikan dengan menggunakan skala kualitatif
sebagai berikut :
1. Pengetahuan
baik : 76-100%
2. Pengetahuan
cukup : 56-75%
3. Pengetahuan
kurang : < 56%
Dari hasil analisis data tersebut akan
didapatkan kesimpulan penelitian terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi pil.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel
1
Gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
(responden)
|
Prosentase
(%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
|
3
11
7
|
14 %
52 %
33 %
|
Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan
hasil interpretasi data pada tabel 1 dari 21 responden diketahui 3 responden (14%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 11 responden (52%) memiliki pengetahuan cukup. Hal ini
didukung oleh data yang menunjukkan
bahwa masing-masing sebanyak 19
responden (90%) pernah mendapat informasi tentang kontrasepsi pil. Seseorang
yang pernah mendapat informasi akan lebih mempunyai pengetahuan daripada orang
yang tidak pernah mendapat informasi khususnya tentang kontrasepsi pil. Hal ini
sesuai yang yang disampaikan oleh
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dengan memberikan informasi akan
meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan
menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 1 dari 21 responden didapatkan sebanyak 7 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang tentang kontrasepsi pil. Hal
tersebut didukung data menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%) tidak bekerja. Orang yang memiliki pengalaman bekerja sedikit cenderung
memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain
yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang beraneka ragam.
Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang mendapat
informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa
lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
tergantung pada sifat kelompoknya.
Tabel 2 Gambaran pengetahuan ibu
tentang pengertian kontrasepsi pil
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
(responden)
|
Prosentase
(%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
|
17
0
4
|
81 %
0 %
19 %
|
Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil
interpretasi data pada table 2 dari 21 responden didapatkan sebanyak 17
responden (81%) memiliki pengetahuan baik tentang pengertian kontrasepsi pil.
Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan
sebanyak 12 responden (57%) berpendidikan SMA, dan 3 responden (14%)
berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi. Responden yang memiliki pengetahuan
baik dapat disebabkan karena responden memiliki latar belakang pendidikan
menengah keatas. Dengan banyaknya responden yang memiliki pendidikan menengah
keatas, maka banyak pula responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
tentang kontrasepsi pil. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Nursalam
(2008) bahwa jenjang pendidikan tinggi dapat menambah wawasan responden karena
responden memiliki kemampuan yang baik untuk menerima informasi dan mengikuti
perkembangan yang berlangsung. Dengan demikian ia akan cenderung untuk mendapat
informasi, baik dari orang lain maupun media masa sehingga semakin banyak pula
pengetahuannya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 2
dari 21 responden didapatkan sebanyak 4 responden (19%) memiliki pengetahuan kurang tentang pengertian kontrasepsi pil. Hal tersebut
didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%)
tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat
disebabkan karena responden tidak bekerja. Orang yang tidak
bekerja cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi
dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena
mereka tidak berinteraksi dengan lingkungan luar atau tempat kerja. Sehingga
orang yang tidak bekerja kurang mendapatkan informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) yang
mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang
buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
Tabel
3 Gambaran pengetahuan ibu tentang jenis kontrasepsi pil
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
(responden)
|
Prosentase
(%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
|
2
12
7
|
10 %
57 %
33 %
|
Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 3
dari 21 responden didapatkan 12 responden (57%)
memiliki pengetahuan yang cukup dan 2 responden (10%)
memiliki pengetahuan baik tentang jenis kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang
menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 12 responden (57%) memiliki jenjang pendidikan SMA.
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain
sesuai tingkat pendidikannya. Dengan pendidikan menengah ke atas maka responden
mendapat pengetahuan baru sehingga dapat
mempengaruhi pengetahuannya. Dengan banyaknya responden yang memiliki pendidikan menengah ke atas maka banyak pula responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
tentang jenis kontrasepsi pil.
Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Nursalam (2008)
bahwa jenjang pendidikan tinggi dapat menambah wawasan responden karena
responden memiliki kemampuan yang baik untuk menerima informasi dan mengikuti
perkembangan yang berlangsung. Dengan demikian ia akan cenderung untuk mendapat
informasi, baik dari orang lain maupun media massa sehingga semakin banyak pula
pengetahuannya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 3
dari 21 responden didapatkan 7 responden (33%) mempunyai pengetahuan kurang
tentang jenis kontrasepsi pil. Hal
tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan
sebanyak 8 responden (38%)
mempunyai 1 anak. Responden yang
memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam
penggunaan dan jenis kontrasepsi pil karena masih mempunyai 1 anak.
Diperlukan pengalaman yang baik dari seorang ibu yang
berhubungan dengan jenis kontrasepsi pil. Jika ibu mempunyai anak lebih dari 1,
ibu pasti sudah mempunyai pengalaman tentang penggunaan dan jenis kontrasepsi
pil yang digunakan setelah melahirkan anak pertamanya dahulu. Dibandingkan
dengan ibu yang baru mempunyai anak pertama, ibu tersebut masih belum memiliki
pengalaman tentang penggunaan dan jenis kontrasepsi pil, sehingga ibu masih
mempunyai pengalaman baru dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi
khususnya tentang penggunaan kontrasepsi pil. Pengalaman yang kurang juga dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang dimilikinya.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo ( 2005) bahwa
pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
Tabel
4 Gambaran pengetahuan ibu tentang cara penggunaan kontrasepsi pil
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
(responden)
|
Prosentase
(%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
|
4
10
7
|
19 %
48 %
33 %
|
Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada
table 4 dari 21 responden didapatkan
10 responden (48%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (19%) memiliki
pengetahuan baik tentang cara penggunaan kontrasepsi
pil. Hal tersebut didukung data yang
menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 18 responden (86%) berusia 20-34 tahun (masa dewasa
muda). Responden yang memiliki pengetahuan cukup dapat disebabkan karena
responden berusia dewasa muda. Pada usia dewasa, mereka memiliki pola pikir
yang lebih matang daripada yang usianya masih remaja. Sehingga kemampuan orang
yang lebih dewasa dalam menangkap informasi juga lebih baik, dan hal tersebut
dapat menambah pengetahuan yang diperolehnya.
Hal ini sesuai dengan Menurut Hurlock dalam Wawan (2010) semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa
dipercaya daripada orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai
akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 4
dari 21 responden didapatkan 7
responden (33%) memiliki pengetahuan kurang
tentang
cara penggunaan kontrasepsi pil. Hal
tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan
sebanyak 5 responden (24%)
tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan
karena responden tidak bekerja. Orang yang memiliki pengalaman bekerja sedikit cenderung
memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain
yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang beraneka ragam.
Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang mendapat
informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa
lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya.
Tabel
5 Gambaran pengetahuan ibu tentang efek samping kontrasepsi pil
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
(responden)
|
Prosentase
(%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
|
3
8
10
|
14 %
38 %
48 %
|
Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada
tabel 5 dari 21 responden didapatkan 10 responden (48%) mempunyai pengetahuan kurang tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung
data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%)
tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan
karena responden tidak bekerja.
Orang yang memiliki pengalaman
bekerja sedikit cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya
komunikasi dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan.
Karena mereka tidak berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang
beraneka ragam. Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang
mendapat informasi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa lingkungan merupakan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal
yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 5 dari 21 responden
didapatkan 8
responden (38%) memiliki pengetahuan cukup dan 3 responden (14%) memiliki
pengetahuan baik tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut
didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 6 responden (28%)
pernah mendapatkan informasi lebih dari dua sumber informasi. Seseorang yang pernah mendapat informasi akan lebih
mempunyai pengetahuan dari pada orang tidak yang pernah mendapat informasi
khususnya tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Dengan demikian
semakin banyak informasi yang diperoleh, maka semakin cukup pula wawasan mereka
tentang hal tersebut. Sehingga dengan informasi yang telah diperoleh dapat
meningkatkan pengetahuan responden.
Hal
ini sesuai yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dengan
memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan
pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik suatu kesimpulan: (1) Didapatkan 3 responden (14%) memiliki pengetahuan
baik tentang kontrasepsi pil. (2) Didapatkan 11 responden (52%) memiliki
pengetahuan cukup tentang kontrasepsi pil. (3) Didapatkan 7 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang
tentang kontrasepsi pil.
Sedangkan gambaran
pengetahuan Ibu tentang
kontrasepsi pil tujuan khusus
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebanyak 17
responden (81%) memiliki pengetahuan baik tentang
pengertian kontrasepsi pil.
2. Sebanyak 12
responden (57%) memiliki pengetahuan cukup tentang jenis
kontrasepsi pil.
3.
Sebanyak 10 responden (48%) memiliki pengetahuan cukup tentang cara
penggunaan kontrasepsi pil.
4. Sebanyak 10 responden (48%) memiliki pengetahuan kurang tentang efek
samping penggunaan kontrasepsi pil.
SARAN
Bagi Lahan Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian ini, secara umum
didapatkan pengetahuan responden cukup, sehingga diharapkan data yang telah diperoleh dapat dipergunakan
pihak Puskesmas untuk
meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan dan konseling tentang
kontrasepsi pil.
Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini
dapat dijadikan data awal tentang kontrasepsi pil. Sehingga Akademi Keperawatan Panti
Waluya Malang dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa melalui materi
perkuliahan terutama tentang kontrasepsi pil.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini digunakan sebagai
data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kontrasepsi pil. Khususnya penelitian tentang hubungan
pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil dengan kepatuhan terhadap penggunaan
kontrasepsi pil.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2004. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Glasier,
A. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2003.
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. 2005.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Wawan,
A dkk. 2010. Teori dan pengukuran
Pengetahuan, Sikap, Prilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Internet :
Afni,
Nur. 2010. Gambaran Efek Samping
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Pada Ibi-Ibu Usia 20-35 Tahun Di Kecamatan Jelai
Kabupaten Sukamara Kalimantan Tengah. http://eprints.undip.ac.id/5394/1/2388.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juli
2012 jam 18.45.