Sunday, August 10, 2014

Jurnal Kontrasepsi Pil

STUDI TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG KONTRASEPSI PIL DI PUSKESMAS
MULYOREJO MALANG
                                                                   
Ludwiq Allan Mamolla
Akademi Keperawatan Panti Waluya, Jl Yulius Usman 62 Malang

Abstrak: Studi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Pil Di Puskesmas Mulyorejo Malang. Kontrasepsi pil merupakan salah satu metode keluarga berencana yang populer, ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan faktor pendukung Desain penelitian deskriptif. Variabel penelitian adalah pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil. Populasi semua ibu yang menggunakan kontrasepsi pil di Puskesmas Mulyorejo Malang tanggal 09-23 April 2013 sejumlah 50 orang. Didapatkan sampel 21 responden dengan teknik Accidental Sampling. Instrumen penelitian kuesioner. Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Didapatkan sebanyak 3 responden (14%) berpengetahuan baik,  11 responden (52%) berpengetahuan cukup dan  7 responden (33%) berpengetahuan kurang. Oleh karena itu sebagai perawat harus meningkatkan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dan konseling tentang kontrasepsi pil.

Kata kunci: Pengetahuan, Ibu, Kontrasepsi Pil.

Abstract: Study About The Description Mothers' Knowledge Of Contraceptive Pills In Puskesmas Mulyorejo Malang. Contraceptive pill is one of the popular methods of family planning and family planning became a national movement as well as demand from year to year increase. The purpose of research describing mothers' knowledge of contraceptive pills. Descriptive research design. Variables of knowledge mother of contraceptive pills. Population of all women who use birth control pills at the health center some 50 people Mulyorejo Malang. Obtained samples of 21 respondents who fit the inclusion criteria with purposive sampling technique. Questionnaire research instruments. The data is processed and presented in tabular form and narrative. Gained as much as 3 respondents (14%) good knowledge, 11 respondents (52%) knowledgeable enough and 7 respondents (33%) are less knowledgeable. Suggested for nurses improve the delivery of information through education and counseling about contraception pill.

Keyword: Knowledge, Mother, Contraception Pills.

LATAR BELAKANG
Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN). Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (BKKBN, 2004). Didalam BKKBN telah diprogramkan berbagai macam jenis kontrasepsi, salah satunya adalah kontrasepsi pil.
Metode kontrasepsi pil merupakan salah satu metode keluarga berencana yang popular dan menjadi gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya dari tahun ke tahun semakin bertambah.  (Hartanto, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar terjadinya efek samping gangguan siklus haid adalah pada suntik (79,7%), peningkatan tekanan darah pada pil (12,5%), peningkatan berat badan pada suntik (16,6%) dan produksi ASI berkurang pada jenis pil kombinasi(25,0%) (Afni, 2005).
Metode kontrasepsi hormon berada pada posisi ketiga di seluruh dunia, yang menggunakan pil sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi implant dan suntik hanya 15% (Glasier, 2005). Di negara maju metode kontrasepsi yang paling populer adalah kontrasepsi pil (16%). Sebaliknya dinegara-negara sedang berkembang sterilisasi wanita (20%), AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%) dan vasektomi (5%) (Glasier, 2005).
Fenomena yang peneliti temukan pada saat peneliti mengantar teman ke Puskesmas Mulyorejo Malang pada tanggal 2 Juni 2012, peneliti menjumpai 3 orang ibu sedang membicarakan tentang pil KB dan keluhan yang dirasakan setelah minum  pil KB yang tidak teratur.
Fenomena tersebut melatar belakangi peneliti untuk melakukan studi pendahuluan selama 2 hari pada tanggal 3 – 4 juli 2012 di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang. Peneliti melakukan wawancara kepada 5 orang ibu yang menggunakan kontrasepsi pil KB tentang keteraturan pengkonsumsian pil KB. 3 orang ibu menjawab tidak minum pil KB secara teratur, 2 orang ibu menjawab minum pil KB secara teratur setiap hari, kemudian peneliti bertanya tentang alasan 5 orang ibu tersebut mengapa minum pil KB secara teratur dan tidak teratur,  3 orang ibu yang tidak teratur minum pil KB beralasan karena suaminya bekerja diluar kota dan ibu tersebut mengkonsumsinya hanya pada saat suaminya pulang saja, 2 orang ibu yang minum pil KB secara teratur beralasan takut hamil lagi.
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB di perlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kapatuhan menjalani program KB berkurang (Notoadmojo, 2007).
Untuk itu sebagai seorang Perawat atau Tenaga Kesehatan, harus memberikan pengetahuan  kepada  ibu-ibu yang menggunakan alat kontrasepsi pil (BKKBN, 2004), dengan cara memberikan pengertian tentang kontrasepsi pil, jenis kontrasepsi pil, dampak penggunaan kontrasepsi pil dan cara penggunaan kontrasepsi pil.
           Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi Pil di Puskesmas Mulyorejo Malang. 
           Secara umum, tujuan dari peneliti adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil di Puskesmas mulyorejo Malang.
Manfaat akademis dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan data untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan kepada mahasiswa tentang penggunaan kontrasepsi pil dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan penyuluhan tentang kontrasepsi pil khususnya kepada ibu rumah tangga.
Sedangkan manfaat praktis, penelitian ini dapat memberikan data kepada lahan penelitian mengenai gambaran pengetahuan kepada ibu yang memiliki keluhan karena minum kontrasepsi pil yang tidak teratur, sehingga data ini dapat memberi masukan dalam memberikan penyuluhan kepada ibu yang memiliki keluhan karena minum kontrasepsi pil yang tidak teratur. Hasil penelitian ini digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi pil. Peneliti dapat memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk riset keperawatan di lahan penelitian sehingga memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Pil di Puskesmas Mulyorejo Malang.
Untuk tempat dan waktu penelitian ini hanya dilakukan di Puskesmas Mulyorejo Malang dan dilakukan pada tanggal 09 April- 23 April 2013.
Skala variabel dalam penelitian ini adalah ordinal, yaitu tingkat  pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil yang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu pengetahuan baik (76-100%), pengetahuan cukup (56-75%), dan pengetahuan kurang (<56%).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan kontrasepsi pil di Puskesmas Mulyorejo Malang sejumlah 50 responden.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling. Pengambilan sampel dilakukan terhadap ibu yang menggunakan kontrasepsi pil dan bersedia menjadi responden di Puskesmas Mulyorejo Malang.
Sampel dalam  penelitian ini adalah ibu yang menggunakan kontrasepsi pil dan bersedia menjadi responden di Puskesmas Mulyorejo Malang sejumlah 21 responden.
Dianalisa sebagai berikut hasil dari jawaban responden dan dibandingkan dengan jumlah jawaban yang diharapkan kemudian dikalikan dengan 100% dengan rumus :

Keterangan :
N   : Presentasi/hasil
SP  : Nilai yang didapat dari responden
SM            : Skor tinggi maksimal
Menurut Wawan (2010) setelah data terkumpul kemudian di interprestasikan dengan menggunakan skala kualitatif sebagai berikut :                       
1.    Pengetahuan baik                             : 76-100%
2.    Pengetahuan cukup                          : 56-75%
3.    Pengetahuan kurang             : < 56%             
Dari hasil analisis data tersebut akan didapatkan kesimpulan penelitian terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil
No
Pengetahuan
Frekuensi
(responden)
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
3
11
7
14 %
52 %
33 %
      Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 1 dari 21 responden diketahui 3 responden (14%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 11 responden (52%) memiliki pengetahuan cukup. Hal ini didukung oleh data yang  menunjukkan bahwa masing-masing sebanyak  19 responden (90%) pernah mendapat informasi tentang kontrasepsi pil. Seseorang yang pernah mendapat informasi akan lebih mempunyai pengetahuan daripada orang yang tidak pernah mendapat informasi khususnya tentang kontrasepsi pil. Hal ini sesuai yang yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dengan memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 1 dari 21 responden didapatkan sebanyak 7 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang tentang kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%) tidak bekerja. Orang yang memiliki pengalaman bekerja sedikit cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang beraneka ragam. Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang mendapat informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

Tabel 2 Gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian kontrasepsi pil
No
Pengetahuan
Frekuensi
(responden)
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
17
0
4
81 %
0 %
19 %
      Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 2 dari 21 responden didapatkan sebanyak 17 responden (81%) memiliki pengetahuan baik tentang pengertian kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 12 responden (57%) berpendidikan SMA, dan 3 responden (14%) berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi. Responden yang memiliki pengetahuan baik dapat disebabkan karena responden memiliki latar belakang pendidikan menengah keatas. Dengan banyaknya responden yang memiliki pendidikan menengah keatas, maka banyak pula responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi pil. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Nursalam (2008) bahwa jenjang pendidikan tinggi dapat menambah wawasan responden karena responden memiliki kemampuan yang baik untuk menerima informasi dan mengikuti perkembangan yang berlangsung. Dengan demikian ia akan cenderung untuk mendapat informasi, baik dari orang lain maupun media masa sehingga semakin banyak pula pengetahuannya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 2 dari 21 responden didapatkan sebanyak 4 responden (19%) memiliki pengetahuan kurang tentang pengertian kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%) tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena responden tidak bekerja. Orang yang tidak bekerja cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak berinteraksi dengan lingkungan luar atau tempat kerja. Sehingga orang yang tidak bekerja kurang mendapatkan informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
Tabel 3 Gambaran pengetahuan ibu tentang jenis kontrasepsi pil
No
Pengetahuan
Frekuensi
(responden)
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
2
12
7
10 %
57 %
33 %
      Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 3 dari 21 responden didapatkan 12 responden (57%)  memiliki pengetahuan yang cukup dan 2 responden (10%) memiliki pengetahuan baik tentang jenis kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 12 responden (57%) memiliki jenjang pendidikan SMA. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain sesuai tingkat pendidikannya. Dengan pendidikan menengah ke atas maka responden mendapat pengetahuan baru sehingga dapat mempengaruhi  pengetahuannya. Dengan banyaknya responden yang memiliki pendidikan menengah ke atas maka banyak pula responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang jenis kontrasepsi pil. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Nursalam (2008) bahwa jenjang pendidikan tinggi dapat menambah wawasan responden karena responden memiliki kemampuan yang baik untuk menerima informasi dan mengikuti perkembangan yang berlangsung. Dengan demikian ia akan cenderung untuk mendapat informasi, baik dari orang lain maupun media massa sehingga semakin banyak pula pengetahuannya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 3 dari 21 responden didapatkan 7 responden (33%) mempunyai pengetahuan kurang tentang jenis kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 8 responden (38%) mempunyai 1 anak.  Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam penggunaan dan jenis kontrasepsi pil karena masih mempunyai 1 anak. Diperlukan pengalaman yang baik dari seorang ibu yang berhubungan dengan jenis kontrasepsi pil. Jika ibu mempunyai anak lebih dari 1, ibu pasti sudah mempunyai pengalaman tentang penggunaan dan jenis kontrasepsi pil yang digunakan setelah melahirkan anak pertamanya dahulu. Dibandingkan dengan ibu yang baru mempunyai anak pertama, ibu tersebut masih belum memiliki pengalaman tentang penggunaan dan jenis kontrasepsi pil, sehingga ibu masih mempunyai pengalaman baru dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi khususnya tentang penggunaan kontrasepsi pil. Pengalaman yang kurang juga dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo ( 2005) bahwa pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
Tabel 4 Gambaran pengetahuan ibu tentang cara penggunaan kontrasepsi pil
No
Pengetahuan
Frekuensi
(responden)
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
4
10
7
19 %
48 %
33 %
      Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 4 dari 21 responden didapatkan 10 responden (48%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (19%) memiliki pengetahuan baik tentang cara penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 18 responden (86%) berusia 20-34 tahun (masa dewasa muda). Responden yang memiliki pengetahuan cukup dapat disebabkan karena responden berusia dewasa muda. Pada usia dewasa, mereka memiliki pola pikir yang lebih matang daripada yang usianya masih remaja. Sehingga kemampuan orang yang lebih dewasa dalam menangkap informasi juga lebih baik, dan hal tersebut dapat menambah pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini sesuai dengan Menurut Hurlock dalam Wawan (2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya daripada orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Berdasarkan hasil interpretasi data pada table 4 dari 21 responden didapatkan 7 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang tentang cara penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%) tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena responden tidak bekerja. Orang yang memiliki pengalaman bekerja sedikit cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang beraneka ragam. Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang mendapat informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
Tabel 5 Gambaran pengetahuan ibu tentang efek samping kontrasepsi pil
No
Pengetahuan
Frekuensi
(responden)
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
3
8
10
14 %
38 %
48 %
      Sumber:Kuesioner Penelitian, April 2013
Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 5 dari 21 responden didapatkan 10 responden (48%) mempunyai pengetahuan kurang tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 5 responden (24%) tidak bekerja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena responden tidak bekerja. Orang yang memiliki pengalaman bekerja sedikit cenderung memiliki informasi yang kurang karena kurangnya komunikasi dengan orang lain yang merupakan sarana untuk menambah pengetahuan. Karena mereka tidak berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang beraneka ragam. Sehingga orang yang memiliki pengalaman kerja sedikit kurang mendapat informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama kali bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
   Berdasarkan hasil interpretasi data pada tabel 5 dari 21 responden didapatkan 8 responden (38%) memiliki pengetahuan cukup dan 3 responden (14%) memiliki pengetahuan baik tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Hal tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa dari 21 responden didapatkan sebanyak 6 responden (28%) pernah mendapatkan informasi lebih dari dua sumber informasi. Seseorang yang pernah mendapat informasi akan lebih mempunyai pengetahuan dari pada orang tidak yang pernah mendapat informasi khususnya tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil. Dengan demikian semakin banyak informasi yang diperoleh, maka semakin cukup pula wawasan mereka tentang hal tersebut. Sehingga dengan informasi yang telah diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan responden. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dengan memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan: (1) Didapatkan 3 responden (14%) memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi pil. (2) Didapatkan 11 responden (52%) memiliki pengetahuan cukup tentang kontrasepsi pil. (3) Didapatkan  7 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang tentang kontrasepsi pil.
Sedangkan gambaran pengetahuan Ibu tentang kontrasepsi pil tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Sebanyak 17 responden (81%) memiliki pengetahuan baik tentang pengertian kontrasepsi pil.
2.    Sebanyak 12 responden (57%) memiliki pengetahuan cukup tentang jenis kontrasepsi pil.
3.    Sebanyak 10 responden (48%) memiliki pengetahuan cukup tentang cara penggunaan kontrasepsi pil.
4.    Sebanyak 10 responden (48%) memiliki pengetahuan kurang tentang efek samping penggunaan kontrasepsi pil.
SARAN                            
Bagi Lahan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, secara umum didapatkan pengetahuan responden cukup, sehingga diharapkan data yang telah diperoleh dapat dipergunakan pihak Puskesmas untuk meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan dan konseling tentang kontrasepsi pil.
Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan data awal tentang kontrasepsi pil. Sehingga Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa melalui materi perkuliahan terutama tentang kontrasepsi pil.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kontrasepsi pil.  Khususnya penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil dengan kepatuhan terhadap penggunaan kontrasepsi pil.

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2004. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.

Glasier, A. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Wawan, A dkk. 2010. Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap, Prilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.


Internet :
Afni, Nur. 2010. Gambaran Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Pada Ibi-Ibu Usia 20-35 Tahun Di Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara Kalimantan Tengah. http://eprints.undip.ac.id/5394/1/2388.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juli 2012 jam 18.45.

No comments:

Post a Comment